kepemimpinan transformasional.
kepemimpinan
transformasional (transformational leadership) istilah transformasional
berinduk dari kata to transform, yang bermakna mentransformasilkan atau
mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda. Seorang pemimpin
transgformasional harus mampu mentransformasikan secara optimal sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target yang
telah ditentukan. Sumber daya dimaksud bias berupa SDM, Fasilitas, dana, dan
factor eksternal organisasi. Dilembaga sekolah SDM yang dimaksud dapat berupa
pimpinan, staf, bawahan, tenaga ahli, guru, kepala sekolah, dan siswa.
Kepemimpinan
transformasional adalah pendekatan kepemimpinan dengan melakukan usaha mengubah
kesadaran, membangkitkan semangat dan mengilhami bawahan atau anggota
organisasi untuk mengeluarkan usaha ekstra dalam mencapai tujuan organisasi,
tanpa merasa ditekan atau tertekan.
Seorang pemimpin
dikatakan bergaya transformasional apabila dapat mengubah situasi, mengubah apa
yang biasa dilakukan, bicara tentang tujuan yang luhur, memiliki acuan nilai
kebebasan, keadilan dan kesamaan. Pemimpin yang transformasional akan membuat
bawahan melihat bahwa tujuan yang mau dicapai lebih dari sekedar kepentingan
pribadinya. Sedangkan menurut Yukl kepemimpinan transformasional dapat dilihat
dari tingginya komitmen, motivasi dan kepercayaan bawahan sehingga melihat
tujuan organisasi yang ingin dicapai lebih dari sekedar kepentingan pribadinya.
Kepemimpinan
transformasional secara khusus berhubungan dengan gagasan perbaikan. Bass
menegaskan bahwa kepemimpinan transformasional akan tampak apabila seorang
pemimpin itu mempunyai kemampuan untuk:
1. Menstimulasi
semangat para kolega dan pengikutnya untuk melihat pekerjaan mereka dari beberapa perspektif baru.
2. Menurunkan
visi dan misi kepada tim dan organisasinya.
3. Mengembangkan kolega dan pengikutnya pada
tingkat kemampuan dan potensial yang lebih tinggi.
4. Memotivasi
kolega dan pengikutnya untuk melihat pada kepentingannya masing-masing,
sehingga dapat bermanfaat bagi kepentingan organisasinya.
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Devanna dan Tichy karakteristik dari pemimpin transformasional dapat dilihat dari cara pemimpin mengidentifikasikan dirinya sebagai agen perubahan, mendorong keberanian dan pengambilan resiko, percaya pada orang-orang, sebagai pembelajar seumur hidup, memiliki kemampuan untuk mengatasi kompleksitas, ambiguitas, dan ketidakpastian, juga seorang pemimpin yang visioner.
Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional ini dikemukakan oleh Burn yang menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional adalah sebuah proses di mana pimpinan dan para bawahannya untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Para pemimpin transformasional mencoba menimbulkan kesadaran dari para pengikut dengan menentukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nlai moral.
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Devanna dan Tichy karakteristik dari pemimpin transformasional dapat dilihat dari cara pemimpin mengidentifikasikan dirinya sebagai agen perubahan, mendorong keberanian dan pengambilan resiko, percaya pada orang-orang, sebagai pembelajar seumur hidup, memiliki kemampuan untuk mengatasi kompleksitas, ambiguitas, dan ketidakpastian, juga seorang pemimpin yang visioner.
Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional ini dikemukakan oleh Burn yang menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional adalah sebuah proses di mana pimpinan dan para bawahannya untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Para pemimpin transformasional mencoba menimbulkan kesadaran dari para pengikut dengan menentukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nlai moral.
Dimensi yang kedua disebut sebagai inspirational motivasion (motivasi inspirasi). Dalam dimensi ini, pemimpin transformasional digambarkan sebagaipemimpin yang mampu mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan, mendemonstrasikan komitmennya terhadap seluruh tujuan organisasi, dan mampu menggugah spirit tim dalam organisasi melalui penumbuhan antusiasme dan optimisme.
Dimensi yang ketiga disebut sebagai intellectual stimulation (stimulasi intelektual). Pemimpin transformasional harus mampu menubuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi bawahan, dan memberikan motivasi kepada bawahan untuk mencari pendekatan-pendekatan yang baru melaksanakan tugas-tugas organisasi.
Dimensi yang terakhir disebut sebagai individualized consideration (konsiderasi individu). Dalam dimensi ini, Pemimpin transformasional di sini adalah membimbing atau memotivasi pengikutnya kearah tujuan yang telah ditentukan dengan cara menjelaskan ketentuan-ketentuan tentang peran dan tugas. Pemimpin transformasional memberikan pertimbangan yang bersifat individual, simulasi intelektual, dan memiliki kharisma.
Karakteristik Pemimpin Transformasionalis
-
Kharismatik
- Inspiratif
dan motivatif
- Percaya diri
- Mampu berkomunikasi dengan baik
- Percaya diri
- Mampu berkomunikasi dengan baik
- Visioner
- Memiliki
idealisme yang tinggi
Kondisi yang dianggap pas dalam menerapkan Kepemimpinan Transformasional
- Eksternal
1. Struktur
lingkungan luar (ada tekanan terhadap situasi, Ketidakpuasan masyarakat)
2. Kondisi
perubahan (berubah cepat, bergejolak, ketidakpastian)
3. Kondisi
pasar (sering terjadi perubahan dan tak stabil)
4. Pola
hubungan kepemimpinan (pemimpin sebagai orang tua yang membimbing ke pencapaian
tujuan, hubungan emosional dengan anggota kental dan dekat)
- Internal
1. Struktur Organisasi (organik, prosedur adaptif,
otoritas tidak jelas, desentralisasi)
2. Teknologi Organisasi (teknologi batch/satu kali
pengerjaan)
3. Sumber kekuasan & pola hubungan anggota
organisasi (sumber kekuasaan penguasaan informasi, hubungan informal)
4. Tipe kelompok kerja (kerja tim-variatif,
sifat pekerjaan umumnya yang memerlukan kreativitas tinggi, craft:keahlian,
heuristic:tidak terstruktur, manajemen atas dan menengah)
No comments:
Post a Comment