Surplus perdagangan China dengan Amerika Serikat (AS) melebar dan mencapai rekor tertinggi baru pada bulan Agustus meskipun pertumbuhan ekspor Negeri Tirai Bambu itu sedikit melambat. Hal itu kemungkinan akan mendorong Presiden AS Donald Trump untuk menambah tekanan perang dagang bagi Beijing.
Surplus perdagangan mencapai US$31,05 miliar pada bulan Agustus, naik dari US$28,09 miliar pada bulan Juli, menurut data bea cukai pada hari Sabtu (8/9/2018). Bahkan angka itu juga melebihi rekor tertinggi sebelumnya yang tercatat pada bulan Juni.
Selama delapan bulan pertama tahun ini, surplus China dengan pasar ekspor terbesarnya telah meningkat hampir 15%. Kenaikan ini menambah ketegangan dalam hubungan perdagangan antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu.
Dilansir dari CNBC International hari Senin (10/9/2018), pertumbuhan ekspor tahunan China pada Agustus sedikit melambat menjadi 9,8%, tingkat terlemah sejak Maret tetapi hanya sedikit di bawah tren baru-baru ini.
Angka itu di bawah perkiraan analis yang memproyeksikan pengiriman dari eksportir terbesar di dunia itu akan naik 10,1%, hanya sedikit melambat dari 12,2% pada Juli.
Bahkan dengan tarif AS yang menargetkan US$50 miliar ekspor China yang berlaku pada bulan Agustus, ekspor China ke Amerika Serikat masih tinggi, tumbuh 13,2% dari tahun sebelumnya, juga tumbuh sebesar 11,2% dari bulan Juli.
"Masih ada dampak dari front-loading ekspor, tetapi alasan utama (untuk pertumbuhan ekspor yang masih solid) adalah pertumbuhan yang kuat dalam perekonomian AS," kata Zhang Yi, seorang ekonom di Zhonghai Shengrong Capital Management.
Zhang mengatakan dampak dari tarif AS terhadap ekspor China kemungkinan akan terbatas selama beberapa bulan ke depan.
Impor China dari Amerika Serikat hanya tumbuh 2,7% pada Agustus, melambat dari 11,1% pada Juli.
Negara perdagangan terbesar di dunia ini memulai awal yang kuat tahun ini, tetapi prospek ekonominya terhambat oleh sengketa perdagangan AS yang makin panas dan permintaan domestik yang meningkat.
Trump menaikkan skala serangan tarif impornya pada hari Jumat (7/9/2018) dan memperingatkan bahwa ia siap untuk menerapkan tarif tambahan pada hampir semua impor China ke Amerika Serikat. Trump berkata akan menerapkan tarif tambahan senilai US$267 miliar barang, lebih tinggi dari tarif impor US$200 miliar yang akan diberlakukan dalam beberapa hari mendatang.
Washington telah lama mengritik surplus perdagangan China yang besar dengan Amerika Serikat dan telah menuntut Beijing menguranginya. Namun, perbedaan pendapat antara dua kekuatan ekonomi utama itu berjalan lebih dalam dan bukan hanya sekadar membahas keseimbangan perdagangan.
Ketegangan dagang juga meluas hingga pada akses perusahaan AS ke pasar China, perlindungan hak kekayaan intelektual, transfer teknologi, dan investasi AS.
Impor, pengukur utama dari kekuatan permintaan domestik China, tumbuh 20%, lebih tinggi perkiraan. Sebelumnya, analis memperkirakan pertumbuhan mencapai 18,7%, melambat dari pencapaian bulan Juli yang tinggi 27,3%.
Keadaan itu mengakibatkan China membukukan surplus perdagangan keseluruhan yang lebih kecil sebesar US$27,91 miliar di Agustus. Analis memperkirakan surplus akan naik menjadi US$31,79 miliar dari US$28,05 miliar pada bulan Juli.
Surplus dengan Amerika Serikat lebih besar dari surplus bersih keseluruhan China untuk bulan Agustus. Ini menunjukkan China akan mengalami defisit jika perdagangan dengan ekonomi terbesar dunia itu tidak dihitung. (prm)
https://www.cnbcindonesia.com/market/20180910111711-17-32434/naiknya-surplus-dagang-china-as-siram-bensin-ke-perang-dagang
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Naiknya Surplus Dagang China-AS Siram Bensin ke Perang Dagang 2018"
Post a Comment